🏈 Dalam Lakon Drama Jaka Tarub Pesan Yang Ingin Disampaikan Adalah

TeknikTata Cahaya Untuk Shooting Video & Film. 1. Pengertian Tata Cahaya. Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan Ketikakamu melakukan ujian , berarti kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan guru, 11.2.13 English Drama: Jaka Tarub Steals her Love Dalampuisi terdapat pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan pengarang itu disebut. Dalamdrama Jaka Tarub, cara yang digunakan pengarang untuk mengetahui watak masing-masing tokoh dengan cara dramatik, yaitu pembaca dapat mengetahui watak tokoh melalui dialog-dialog yang diucapkan. Jaka Tarub adalah tokoh utama yang sekaligus dipakai sebagai judul cerita drama.Jaka Tarub dalam drama karya Akhudiat ini berbeda dengan tokoh Jaka Tarub dalam dongeng Jawa. Teksdrama jaka tarub dan 7 bidadari dalam bahasa inggris. jaka tarub was very handsome man. hayati sebagai ibu jaka tarub 3. ayu sebagai bidadari 1 5. eva sebagai jaka tarub 2. in the quiet sea suddenly the wind blew so. juwita sebagai raja aji saka. once upon a time there was a young man named jaka tarub. Jaka tarub adalah seorang pemuda Didalam drama misalnya "Sandyakalaning Majapahit" karya Sanusi Pane, drama "Jaka Tarub" karya A.M. Arovah Akhudiat yang menjadi pemenang ke tiga dalam vestifal DKJ tahun 1974 juga mendapat pengaruh dari sosial budaya Jawa dan cerita rakyat Jawa, Drama Jaka Tarub merupakan intertektual dari cerita rakyat dalam masyarakat Jawa yang ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menjelaskan transformasi isu aktual dalam manyarakat tentang ide dan gagasan dalam pe-nyanggit-an lakon. Penelitian dilakukan dengan cara pembacaan pertunjukan lakon "Sêsaji Raja Suya" sajian Paguyuban. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menjelaskan transformasi isu aktual dalam manyarakat tentang ide dan gagasan Dalamlakon drama Jaka Tarub pesan yang ingin disampaikan adalah.. A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 9. Dalam lakon drama RequestPDF | Motif "Jaka Tarub" dan Objektivitas Perempuan dalam Cerita Rakyat Nusantara | Cerita Jaka Tarub merupakan salah satu cerita rakyat yang hingga saat ini masih lestari dan dikenal . Lakon, teks cerita, teks pidato, dan karya tulis lainnya dapat disebut sebagai naskah. Lakon termasuk salah satu naskah karena medianya adalah kata-kata. Namun tidak semua naskah disebut lakon teater atau drama, karena di dalam lakon teater mengandung unsur konflik dan dialog. Konflik adalah cerita yang dibangun melalui adanya pertentangan pandangan tokoh, antartokoh atau unsur lain yang menghambat itikad baik dari peran utama sebagai ciri dari lakon teater atau drama. Sementara itu dialog atau monolog adalah media penyampaian yang digunakan oleh suatu lakon, bukan narasi atau cerita seperti cerpen. Mengapa? Karena lakon akan dipentaskan oleh pemerannya, tidak untuk dibaca. Kedudukan lakon di dalam pementasan seni teater menjadi unsur yang amat penting. Lakon teater atau naskah lakon disebut-sebut sebagai nafas kehidupan di atas pentas melalui keutuhan unsur lakon diungkap sang kreator melalui beragam media seni yang meliputi kata-kata, rupa, bunyi, gerak dan totalitas tubuh manusia. Lakon, kisah atau cerita di tangan sang kreator, yakni pemeran, sutradara peramu seni teater, drama merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Proses pengolahan tersebut disebut dengan proses kreatif, yakni proses menginterpretasi teks tulisan menjadi konteks pementasan melalui perwujudan seni teater atau drama. Naskah lakon dalam suatu pementasan teater juga memiliki fungsi atau manfaat untuk memberi kemudahan bagi sang penggarap agar penyelenggaraan teater lebih efektif dan efisien dalam menentukan langkah-langkah menyiapkan materi seni, produksi dan publikasi pementasan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai kepada khalayak atau penonton. Oleh karena itu, tidak dapat diindahkan lagi bahwa naskah lakon adalah hal penting yang menjadi salah satu bagian vital dari suatu pementasan teater atau drama. Hal tersebut juga membuat penyusunan lakon menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Menyusun naskah lakon juga hanya dapat dilakukan apabila kita memiliki daya imajinasi dan kreativitas tinggi serta membiasakan diri untuk berlatih dan terus mengasah diri dalam hal dunia kepengarangan. Selain itu, dibutuhkan pula berbagai pengetahuan, teknik, dan bermacam kerangka kerja yang harus diketahui dan dilatih agar kita mampu menyusun naskah lakon dengan baik. Berikut ini akan disajikan berbagai literatur yang dapat kita manfaatkan agar kita mampu menjadi penulis naskah lakon yang baik. Dalam bahasa Sunda lakon disebut sebagai boga lakon, ngalakon, atau yang artinya pemeran utama atau yang melakoni peran suatu cerita. Sementara itu dalam bahasa Jawa, lakon biasa disebut sebagai lelakon yang artinya masih dalam medan makna serupa, yakni memerankan tokoh cerita dengan berkata-kata verbal atau tanpa berkata-kata non verbal di atas pentas. Oleh karena itu, tidak mengherankan rasanya jika kedudukan lakon dalam pementasan teater merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan atau membangun susunan struktur cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan seorang atau lebih pemeran. Pengertian lakon dalam pemetasan teater adalah hasil karya kolektif masyarakat, seniman dan atau sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lakon dengan cara ditulis atau tidak tertulis/leluri Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 189. Sementara itu, lakon di mata seniman atau kreator seni teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis bentuk/wujud pementasan dan pesan moral makna kehidupan melalui kreativitas pementasan seni teater. Dapat disimpulkan bahwa pengertian lakon adalah suatu cerita atau kisah yang diwujudkan dalam suatu naskah untuk diperankan oleh pemerannya dengan maksud untuk menjadi gagasan utama atau cerita yang dibawakan dalam suatu pementasan teater. Lakon Tradisional & Non Tradisional Namun demikian, lakon juga dapat dipandang berbeda dalam suatu pementasan teater tertentu. Misalnya, dalam pementasan teater tradisional teater rakyat dan teater istana di Indonesia, lakon memiliki ciri tidak menggunakan naskah tertulis bersifat baku sebagaimana lakon pada teater non tradisional. Lakon dalam pementasan teater juga merupakan pelengkap pokok dari keseluruhan bentuk penyajian keseniannya. Menurut Hamid 1976, hlm. 31 Lakon atau cerita dalam teater tradisional biasanya tidak memiliki naskah tertulis, dan dialog dilakukan secara berkembang mekar atau secara spontan. Terkadang jalan cerita lakon berkembang dalam pementasannya sendiri. Artinya tanpa penaskahan, hanya alur dan karakter tokoh lakon yang ditentukan lebih dulu kepada para pemainnya. Oleh karena itu, lakon tidak hanya berarti suatu naskah cerita saja, teksnya adalah yang utama, sementara perwujudannya bisa jadi dilakukan secara turun-temurun dengan jalan verbal, seperti pada berbagai lakon teater tradisional. Topik Lakon / Tema Lakon Tradisional Menurut Sembung, 1992, hlm. 26 umumnya cerita-cerita lakon tradisional berasal dari cerita-cerita rakyat yang berbau sejarah. Sebagai manifestasi kehidupan mereka sehari-hari. Temanya berkisar pada kehidupan rumah tangga, kriminalitas, kekejaman, dan kemalangan, serta kelakuan-kelakuan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Contohnya, premis lakon yang biasa terdapat pada lakon tradisional cerita Topeng Banjet adalah Kegegabahan dalam bertindak akan menimbulkan penderitaan. Yang jahat akhirnya menemui nasib yang mengenaskan. Sementara itu, topik kriminalitas adalah cerita tentang Si Ridon, seorang jawara yang suka memamerkan kejawaraannya dan suka memeras orang lain, tetapi akhirnya ia terbunuh karena ulahnya sendiri melalui tangan teman seperguruannya yang bernama Camang. Dengan demikian, cerita-cerita teater rakyat dapat digolongkan pada cerita melodramatik serius dan mendalam ataupun cerita komikal lucu, peristiwa-peristiwanya disusun untuk menghasilkan premis yang bertujuan membangkitkan kesadaran ide atau moral yang dapat dipakai baik dalam rumah tangga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara baik. Naskah lakon pada teater tradisional juga dapat dituangkan dalam bentuk bedrip atau bagal cerita atau lakon bersifat garis besar dari adegan lakon yang akan di pentaskan. Lakon bersumber dari kisah-kisah roman, kisah 1001 malam desik, kisah gambaran kehidupan sehari-hari, sejarah, legenda, babad, epos, dst. yang mengakar, tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat pemiliknya. Sumber-sumber cerita atau naskah lakon dapat diperoleh melalui Cerita-cerita fiksi, cerita sejarah, cerita–cerita daerah Nusantara atau cerita daerah setempat lebih khususnya, Folklore dunia, yang biasa menjadi sumber lakon teater remaja karena sarat nilai pendidikan terdapat pada; kisah 1001 malam Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun, dst.., Legenda Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung, Si Pahit Lidah, Batu Menangis dst.., Sejarah Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo, dst., Babad Babad Tanah Jawa, Babad Tanah Sunda, Babad Kacirebonan, Babad Tanah Leluhur,dst., Hikayat Raja-raja,Kasultan, Panji Semirang. Calanarang, Umar Amir, dst., dan Epos Mahabarata dan Ramayana. Konflik pada Lakon Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ciri utama dari lakon atau teks narasi lain adalah memiliki konflik. Dapat dikatakan bahwa konflik merupakan inti dari suatu kisah atau lakon. Hal tersebut karena dengan adanya konflik berupa pertentangan yang dialami pelaku, pemain atau tokoh di dalam lakon, maka cerita akan mengalir dan mampu berkembang dan menjadi menarik untuk diikuti. Konflik cerita dalam lakon dapat dibangun dengan terjadinya pertentangan tokoh utama protagonis dan tokoh lawan antagonis atau bisa terjadinya tokoh utama dengan dirinya sendiri intern conflict, seperti memilih keyakinan atau kejiwaan yang dihadapi. Konflik cerita pun dapat terjadi apabila tokoh utama mengalami pertentangan dengan lingkungan extern conflict, yakni mengubah suatu kebiasaan atau masyarakat adat yang dapat menimbulkan musibah, wabah, seperti penyakit, banjir, dan bencana lain yang ditimbulkan akibat pengaruh alam dan lingkungan masyarakat. Secara umum, konflik cerita dapat dibangun dengan menghadirkan beberapa pola, diantaranya ; pola perubahan, pola kejayaan dan keruntuhan, pola kekalahan dan kemenangan, pola penderitaan dan kebahagian, pola penindasan dan kemerdekaan dan lainnya yang dialami tokoh utama dalam menggulirkan kisah atau cerita yang berujung apakah happy ending atau tragis kematian. Konflik cerita juga dapat juga dibangun dengan menghadirkan tiga unsur utama, yakni Poima itikad tokoh utama, Mathema adanya hambatan tokoh lain atau sumber lain, dan Pathema dampak atau hasil kemenangan atau tragis. Ciri Lakon yang Baik Lalu bagaimana caranya agar kita mampu memilih, menciptakan, hingga menggunakan lakon yang baik agar pementasan teater yang kita bawakan berhasil? Menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 192Lakon yang baik, tidak lepas dari beberapa pertimbangan, yakni; kejelian memilih lakon sesuai usia dan perkembangan peserta didik, memiliki daya tarik tematik, memiliki waktu yang cukup dalam penyiapan materi pementasan, lakon yang dibawakan menjadi wahana dan sarana pendidikan dalam berbagi pengalaman dengan positif dan bersama. Jenis dan Bentuk Lakon Pada beberapa pemaparan sebelumnya, dapat diketahui bahwa lakon memiliki jenis dan bentuk yang berbeda-beda. Berikut adalah pemaparan mengenai jenis dan bentuk lakon menurut Tim Kemdikbud 2018, hlm. 195-196. Jenis Lakon Lakon dibangun oleh peristiwa di dalam adegan. Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh, perupaan atau musik di dalam seni pementasan. Dengan demikian dalam satu babak bisa terjadi lebih dari satu adegan. Babak itu sendiri adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting tempat, waktu dan kejadian peristiwa dalam sebuah peristiwa kejadian. Berdasarkan jumlah babak, lakon dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni Lakon pendek, yakni lakon yang terdiri dari satu babak dengan beberapa peristiwa adegan di dalamnya sehingga hanya membutuhkan durasi sekitar 45 – 60 menit. Lakon panjang, yakni lakon yang dipentaskan mencapai tiga sampai lima babak dengan beberapa adegan di dalamnya dan memakan durasi 90 – 120 menit. Bentuk Lakon Bentuk-bentuk lakon di dalam seni teater dan seni drama pada dasarnya sama, yakni lakon; tragedi, komedi, tragedi komedi dan melodrama. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bentuk lakon. Lakon tragedi, biasanya mengandung unsur sejarah perjuangan, memiliki pola penceritaan kejayaan dan keruntuhan dan ciri-ciri lain bahwa peran utama mengalami irama tragis; poima itikad peran utama, mathema peran utama mengalami hambatan, pathema klimaks peran utama berujung tragis, yakni mengalami kecacatan fisik – psikis atau kematian. Beberapa contoh bentuk lakon tragedi; Si Ridon Jago Karawang, Janur Kuning, Tragedi Marsinah, Tragedi Jaket Kuning, Bandung Lautan Api,dan lain-lain. Bentuk lakon komedi, biasanya pola penceritaaan diulang-ulang, menjadi bahan tertawaan, menghibur orang lain, penuh dengan satir sindiransindiran dan berujung peran utama mengalami kebahagian atau tragis akibat perbuatan dirinya sendiri. Contohnya; Si Kabayan, Karnadi Bandar Bangkong, Warkop Dono Indro Kasino, dan lain-lain. Pada Lakon tragedi komedi, peran utama akan mengalami atau menjadi bahan tertawaan orang lain berujung dengan tragis atau mengalami penderitaan atau kematian. Contohnya lakon; Si Pitung Jago Betawi, Samson Betawi, Mat Peci, Robin Hood, dan lain-lain. Lakon melodrama, biasanya mengangkat tema-tema keluarga, percintaan atau kisah-kisah dua sejoli yang berjuang dalam memadu kasih, berujung dengan kebahagian atau happy ending. Contohnya; Romi dan Juli, Gita Cinta dari SMA, Si Doel Anak Sekolahan, dan lain-lain. Ciri-Ciri Lakon Teater Rakyat dan Teater Istana Sementara itu, pada lakon teater tradisional dikenal istilah lakon teater rakyat dan teater istana. Ciri-ciri lakon teater rakyat dan teater istana sendiri adalah sebagai berikut. Ciri Lakon Teater Rakyat Tidak ada naskah baku, lakon disampaikan dalam bentuk bagal, bedrip atau garis besar cerita saja bersumber cerita daerah setempat, Lakon lebih mengutamakan isi seni nilai pesan dan mengusung fungsi terkait hiburan dari pada mengedepankan keindahan bentuk seni estetis. Oleh karena tidak heran bahwa kecenderungan lakon dalam pementasan teater tradisional rakyat unsur-unsur seni di dalamnya bersifat tidak baku tergantung permintaan yang punya hajat. Lakon sebagai unsur cerita, bersumber dari kisah-kisah roman dan drama kehidupan dengan topik kriminal, sejarah, dan kisah yang tidak biasa dalam kehidupan. Bentuk lakon cenderung bersifat komedi dan melodrama. Yakni, lakon yang diangkat lebih mengutamakan unsur hiburan sekaligus memberikan gambaran pesan lakon yang bersifat sederhana sesuai kebiasaan hidup masyarakat pendukungnya. Unsur-unsur lakon di dalamnya cenderung bersifat sederhana, tidak rumit, mudah dicerna dan memiliki keakraban cerita dengan masyarakat pendukungnya. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan cerita atau lakon cenderung menggunakan bahasa daerah yang tidak terikat dan cenderung menggunakan bahasa keseharian; lugas, dan bebas Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 194. Ciri Lakon Teater Istana Lakon bersumber cerita Ramayana, Mahabarata dan cerita Panji hikayat kebesaran rajaraja. Lakon lebih mengedepankan keindahan seni yang matang dan mapan. Oleh karenanya, seni istana disebut seni adiluhung yang mapan isi seni dan nilai seni dan mengusung fungsi terkait kebesaran raja, upacara khusus. Oleh karena tidak heran bahwa kecenderungan lakon dalam pementasan teater tradisional istana unsur-unsur seni di dalamnya bersifat baku dan terorganisir dengan baik. Unsur cerita, bersumber dari kisah; Babad cerita silsilah tanah leluhur, Hikayat cerita panji, dan Epos mahabarata dan ramayana. Bentuk lakon cenderung bersifat tragedi, yakni peristiwa yang mengangkat kisah-kisah perjuangan para leluhur dan orang-orang yang memiliki kharisma dan ketuladan. Unsur-unsur lakon di dalamnya cenderung bersifat baku, rumit, dan memiliki estetika tinggi. Karena dirancang oleh para empu yang memiliki keahlian di bidangnya. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan cerita atau lakon cenderung menggunakan bahasa daerah yang ketat atau menggunakan bahasa dengan idiom-idiom bahasa yang benar sesuai kebutuhannya. Unsur Lakon Teater Lakon teater adalah suatu karya seni utuh yang melibatkan banyak unsur yang membangunnya. Unsur-unsur lakon teater yang menjadikan suatu karya menjadi lakon teater tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Alur atau Jalan cerita Alur ini dalam bahasa Inggris atau istilah teknis sastra juga disebut sebagai plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok, yaitu 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Penokohan Dalam teater dapat dibagi dalam beberapa peran, antara lain protagonist tokoh utama, antagonis tokoh yang memiliki konflik atau perbedaan pendapat dengan tokoh utama, deutragonis yang berpihak pada tokoh utama, foil berpihak pada antagonis, tetragoni memihak pada salah satu tokoh lain, confident tempat penyampaian tokoh utama , raisonneur tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton dan utility adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Karakter Karakter adalah watak atau perwatakan yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon. Watak atau perwatakan yang dihadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus, misalnya berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual, dan religi. Setting Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Point of view Setiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Prinsip Lakon Teater Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan medium utamanya manusia yang dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, salah satunya unsur lakon. Berbicara lakon yang berupa dialog atau naskah ini tentunya tidak dapat lepas dari sastra pula, terutama ketika kita membicarakan unsur yang membangunnya. Pesona atau daya tarik keindahan di dalam sastra, setidaknya dapat dipahami melalui bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan persyaratan unsur-unsur di dalamnya, yaitu adanya; Alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Unsur-unsur tersebut, hendaknya mengandung muatan; Keutuhan unity,; artinya setiap bagian atau unsur yang ada menunjang kepada usaha pengungkapan isi hati sastrawan. Dengan kata lain tidak adanya unsur kebetulan, semuanya direncanakan dan dipertimbangkan secara seksama. Keselarasan harmony, artinya berkenaan dengan hubungan satu unsur dengan unsur lain, harus saling menunjang dan mengisi bukan mengganggu atau mengaburkan unsur yang lain. Keseimbangan balance, ialah bahwa unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik dalam ukuran maupun bobotnya harus sesuai atau seimbang dengan fungsinya. Sebagai contoh, adegan yang kurang penting dalam naskah drama akan lebih pendek daripada adegan yang penting. Demikian juga halnya di dalam puisi bahwa yang dianggap penting akan terjadi pengulangan kata atau kalimat dalam baris lain. Fokus atau pusat penekanan sesuatu unsur right emphasis, artinya unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang kurang penting. Unsur yang dianggap penting akan dikerjakan sastrawan lebih seksama, sedang yang kurang penting mungkin hanya garis besar dan bersifat skematik saja. Teknik Menyusun Naskah Lakon Dalam praktiknya, menyusun naskah lakon memerlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan. Adapun cara yang dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur dan menyanggit. Teknik Menerjemahkan Menerjemahkan merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dilakukan guna memenuhi pengadaan lakon teater. Dalam kenyataannya lakon hasil terjemahan atau kisah sangat sulit didapat, terlebih lagi lakon kisah berbahasa asing. Oleh karena itu bentuk pementasan atau kisah satu-satu hanya ada di Indonesia, dan salah satu bentuk yang mendekati bentuk atau kisah milik asing adalah Opera. Teknik Adaptasi Adaptasi secara harfiah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah tumbuh dan berkembang di daerah. Teknik Sadur Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya. Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang aslinya dapat disebut plagiat mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi karya sendiri. Sanggit Istilah Sanggit atau menyanggit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta, 1984 mengandung pengertian bergeser atau menggeser sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Seperti bambu berderik apabila terjadi gesekan dengan bambu yang lain atau gigi kita menderik apabila terjadi gesekan dengan gigi yang lain. Referensi Hamid, 1976. Banjet Teater Rakyat Jawa Barat Bercakal Bakal Pendekar. Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya X, semester 2. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Sembung Willy F. 1992. Topeng Banjet Karawang Dewasa ini Sebuah Tinjauan Deskriptif, STSI Bandung Laporan Penelitian. Mahasiswa/Alumni Universitas Muria Kudus06 April 2022 2113Halo Heru H. Kakak bantu jawab, ya. Jawaban dari soal di atas adalah Akhudiat. Yuk simak pembahasan berikut. Legenda Jaka Tarub adalah salah satu cerita rakyat yang diabadikan dalam naskah populer Sastra Jawa Baru, Babad Tanah Jawi. Kisah ini berputar pada kehidupan tokoh utama yang bernama Jaka Tarub "pemuda dari Tarub". Setelah dewasa dia digelari Ki Ageng Tarub. Lakon teater “Jaka Tarub” merupakan karya Akhudiat. Jadi, jawaban yang tepat adalah Akhudiat. Terimakasih sudah bertanya dan menggunakan Roboguru, semoga membantu ya 1. Pengertian teater dalam arti yang luas adalah...... A. segala pertunjukan yang dipentaskan didepan orang banyak B. cerita tentang hidup dan kehidupan manusia yang dipentaskan didepan orang banyak dengan menggunakan naskah C. semua gedung yang dibuat untuk mementaskan pertunjukkan teater D. teater yang ditonton oleh orang banyak E. teater yang jumlah pemainnya lebih dari satu orang 2. Urutan kejadian dalam suatu drama disebut dengan...... 3. Pemilihan seorang pemain berdasarkan ciri fisik pemain disebut...... 4. Pokok cerita dari suatu drama disebut...... 5. Naskah dalam pertunjukkan teater adalah...... A. Buku aturan untuk para pemain teater B. Buku cerita asli yang dikarang oleh penulis C. Karangan cerita drama yang berisi ucapan, keadaan mimik tokoh, setting, serta penjelasan-penjelasan lain dalam pementasan D. Lembaran-lembaran yang berisi catatan-catatan selama pertunjukkan teater E. Buku petunjuk untuk menjalankan suatu cerita 6. Suatu pesan yang ingin disampaikan sebuah pertunjukkan drama kepada penontonnya disebut dengan...... 7. Dalam lakon drama “ Malin Kundang” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 8. Dalam lakon drama “ Jaka Tarub” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Anak tidak boleh durhaka kepada orang tua terutama ibu B. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja C. Sesama manusia harus saling tolong-menolong D. Berbohong akan menimbulkan kecelakaan pada diri sendiri E. Kaum muda harus menjauhi narkoba 9. Dalam lakon drama “ Ande-Ande Lumut” pesan yang ingin disampaikan adalah...... A. Hemat merupakan sifat yang harus dikembangkan B. Orang yang bijak adalah orang yang mau mendengar orang lain C. Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja D. Sesama manusia harus saling tolong-menolong E. Perbuatan yang tidak baik suatu saat akan diketahui juga 10. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat cemburu, marah, benci, jahat disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis 11. Karakter pemain yang selalu memiliki sifat baik, lembut, penyayang,suka menolong disebut dengan karakter...... A. Antagonis D. Deutragonis 12. Percakapan yang dilakukan oleh satu pemain disebut dengan...... 13. Bagian dari babak yang menceritakan satu peristiwa tertentu disebut...... 14. Tugas utama sutradara adalah...... A. Mengatur letak lampu agar lebih fokus ke pemain B. Orang yang bertanggung jawab terhadap pemilihan naskah, menentukan pemain, melatih dan mengkoordinasikan pemain C. Mempersiapkan kostum para pemain sesuai dengan peran dan karakternya D. Merias pemain agar tampak lebih hidup perannya E. Mengatur tata suara sehingga efek bunyi bisa maksimal 15. Berikut adalah unsur-unsur yang mendukung pementasan teater, kecuali...... A. Tata Lampu D. Sutradara B. Tata Busana E. Kondisi Cuaca 1

dalam lakon drama jaka tarub pesan yang ingin disampaikan adalah